PERSONIL KODIM 0203/LANGKAT BABINSA KORAMIL 06 BAHOROK DAMPINGI WARGA BINAAN BUDIDAYAKAN MAGGOT
Langkat - Personil Kodim 0203/Langkat Babinsa Koramil 06 Bahorok Sertu Muis Gunawan mendampingi warga binaan dalam pembudayaan maggot, Maggot Black Soldier ( BSF) di Dusun II, Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Jumat ( Jumat 25-11-2022).
Guna mengurangi sampah organik di lingkungan sekitar kita dan juga untuk mengajak warga agar menunjukkan kepedulian terhadap seluruh lapisan masyarakat, dalam cara mengurangi sampah-sampah rumah tangga, Kali ini, Babinsa Sertu Muis Gunawan bersama Ibu Erna selaku pemilik tempat budidaya maggot menularkan pengetahuan nya tentang budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) atau Lalat Tentara Hitam untuk warga binaan di dusun ll Desa Timbang Jaya.
Mendengar kata belatung, banyak orang merasa risih dan tidak nyaman. Terlebih bila melihat belatung dalam jumlah banyak, umumnya muncul perasaan jijik. Tapi siapa sangka, belatung ternyata punya banyak manfaat. Selain berguna bagi lingkungan, belatung juga dapat menghasilkan.
Lalu, jenis belatung seperti apa yang dimaksud ?.. Maggot atau belatung Black Soldier Fly (BSF/lalat tentara hitam), kini tengah populer di Indonesia. Maggot merupakan jenis belatung yang bisa mengurai sampah organik. Proses penguraian sampah organik dilakukan oleh belatung berwarna cokelat kehitaman ini. 10.000 maggot dapat menguraikan satu kilogram sampah organik.
Selain bermanfaat untuk menguraikan sampah organik, maggot dewasa bisa dijadikan pakan ternak. Maggot menjadi makanan kesukaan beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, unggas, ikan, bahkan burung.
Pada kegiatan ini, Sertu Muis Gunawan dan diikuti 8 orang peserta latihan bersama dengan Ibu Erna menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah organik yang berasal dari rumah tangga.
Ia menjelaskan kepada para peserta, untuk tahap persiapan pembudidayaan maggot adalah, pembuatan kandang maggot yang meliputi kandang budidaya dan kandang kawin. Bahan pembuatan kandang maggot adalah kayu atau bambu. Kemudian ditata dan dihias sedemikian rupa. Setelah kandang selesai dibangun, larva-larva maggot ditempatkan di kandang budidaya,” terangnya.
Menurut Babinsa dan ibu Erna, makanan maggot adalah sampah organik atau sampah dapur yang didapatkan dari rumah-rumah warga di seputaran budidaya maggot tersebut, kemudian seluruh sampah yang dikumpulkan dicacah hingga halus untuk mempermudah maggot mencerna makanannya.
Selama fase maggot, makanan harus disediakan setiap hari. Pada fase pertumbuhannya, larva akan berubah menjadi pupa. Pupa ini dikumpulkan dan diletakkan pada kandang kawin yang telah disediakan hingga pupa menetas menjadi lalat BSF yang kemudian akan kawin dan bertelur. Telur-telur lalat dikumpulkan di kandang budidaya hingga menetas menjadi Maggot dan kemudian diproses seperti tahap awal pembudidayaan.
Dalam kesempatan ini ibu Erna mengucapkan banyak terimah kasih kepada Babinsa karena di sela - sela kesibukannya masih dapat hadir untuk mendampingi mengenalkan tentang budidaya maggot kepada warga masyarakat pungkasnya",.(R06)..
Komentar
Posting Komentar